Hiredtoday logo c0dd7cf45d25a9006595ad7a9397a2421f246350d87ab665e24b5ddc45706a9c modified
Sebagian Besar Pekerja di Dunia Siap Sesuaikan Keahlian Baru

Sebanyak 41% pekerja di seluruh dunia menyadari bahwa kehadiran teknologi otomasi mulai mengancam keahlian mereka.

Hired Today News – Harus diakui bahwa kehadiran teknologi otomasi telah menghilangkan sebagian pekerjaan yang selama ini dikendalikan oleh tenaga manusia. Tidak sedikit pekerja yang terpaksa kehilangan pekerjaannya karena itu.

Para pekerja yang masih aktif bekerja di berbagai bidang industri pun mulai khawatir pada kenyataan itu. Mereka menyadari cepat atau lambat perubahan akan semakin meluas dan tidak dapat ditolak oleh siapa pun. Melawan perubahan bukanlah pilihan.

Pandemi COVID-19 yang terjadi sejak akhir 2019 bahkan telah mempercepat proses transformasi digital, salah satunya adalah penggunaan teknologi otomasi tersebut, mulai dari perusahaan-perusahaan manufaktur hingga perkantoran-perkantoran layanan publik.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group dan The Network dengan melibatkan 209.000 responden di 190 negara baru-baru ini diketahui bahwa 41% pekerja menyadari kehadiran teknologi otomasi betul-betul mengancam pekerjaan mereka.

Oleh karena itu, sebagian di antaranya mulai bergegas untuk mencari atau menerima pelatihan ulang yang memungkinkan mereka mendapatkan pekerjaan yang sama sekali berbeda dibanding sebelumnya.

“Hampir 7 dari 10 orang mengatakan terbuka untuk pelatihan ulang,” kata Rainer Strack, salah satu mitra senior di Boston Consulting Group. Tingkat pemahaman yang kian realistis itu mencapai titik tertinggi dibanding tahun-tahun lalu.

Indonesia bukanlah pengecualian. Para pekerja mau tidak mau harus mengakui bahwa disrupsi teknologi memang ada dan akan memengaruhi pekerjaannya. “Menyadari sejak dini merupakan pilihan yang bijaksana,” kata Franz Dirgantoro, founder dan CEO Hired Today.

Di Indonesia, kekhawatiran terbesar di era digital ini adalah para pekerja tidak percaya bahwa gelombang perubahan akibat arus teknologi itu ada. Akibatnya, mereka tidak memperbarui keahliannya dan terlena pada profesi yang sebetulnya sudah mulai terancam oleh kehadiran otomasi teknologi.

Sebaliknya, kata Franz, pekerja yang lebih cepat menyesuaikan keahliannya dengan peluang yang ada di masa depan akan jauh berpeluang sukses dalam bekerja atau berkarier. “Apalagi banyak pekerjaan baru yang talentanya masih sulit didapatkan,” jelasnya.**

05 Mei 2021
Related Articles
Hiredtoday logo c0dd7cf45d25a9006595ad7a9397a2421f246350d87ab665e24b5ddc45706a9c modified
11 Mei 2022
Menatap Pantulan Wajah Anda di Zoom Memiliki Konsekuensi Serius Bagi Kesehatan Mental – Terutama Wanita

Dalam beberapa tahun terakhir, orang-orang di seluruh dunia menghabiskan lebih banyak waktu berkomunikasi di aplikasi seperti Zoom dan FaceTime daripada sebelumnya. Aplikasi ini meniru pertemuan langsung dengan memungkinkan pengguna melihat orang yang berkomunikasi dengan mereka. Namun tidak seperti komunikasi tatap muka, aplikasi ini sering kali juga menampilkan video diri mereka sendiri kepada pengguna. Alih-alih melihat sekilas diri mereka sendiri di cermin, sekarang orang melihat diri mereka sendiri selama berjam-jam sehari.

Hiredtoday logo c0dd7cf45d25a9006595ad7a9397a2421f246350d87ab665e24b5ddc45706a9c modified
17 Mei 2022
Perusahaan Perlu Membantu Karyawan Membangun Persahabatan Dalam Kondisi WFH & Hybrid

Hilangnya persahabatan kerja kemungkinan merupakan salah satu alasan begitu banyak orang memilih untuk meninggalkan pekerjaan mereka, seperti yang dilaporkan CNBC. Lalu, di antara mereka yang bertahan, kesuksesan dan kreativitas mendapat pemerosotan. Dalam sebuah studi baru-baru ini, Yasin Rofcanin, seorang profesor manajemen di University of Bath di Inggris, dan sekelompok rekan menemukan bahwa persahabatan antara rekan kerja adalah elemen paling penting untuk meningkatkan kinerja karyawan.